Ketika melihat orang tiba-tiba tertawa kita beranggapan bahwa mereka agak aneh, bahkan mungkin sangat aneh. Tapi, tertawa yang merupakan ledakan impulsif kegembiraan tersebut diyakini psikolog memiliki banyak imbas samping selain untuk hiburan.
Pertanyaan lain ialah mengapa sesudah tertawa hingga sakit perut justru perasaan terasa begitu baik? Salah satu alasannya ialah alasannya inheren fisik. Istilah ibarat "mengejang" memperlihatkan keterlibatan intens yang melibatkan badan dan pikiran. Ada banyak alasan mengapa kita tertawa. Orang-orang terkadang cekikikan sendiri di suatu situasi misalnya. Mereka tidak bisa menahannya. Mungkin saja mereka pikir itu sanggup mengisi keheningan yang tidak nyaman, atau mereka bermaksud untuk menutupi rasa aib dalam situasi yang canggung, ibarat berjalan ke toilet yang salah.
Tertawa sanggup memicu imbas faktual jangka pendek serta jangka panjang dalam tubuh. Terdapat alasan fisiologis mengapa tertawa terbahak-bahak baik untuk kesehatan. Diantaranya merangsang organ vital khususnya paru-paru yang secara otomatis menghirup lebih banyak oksigen daripada dikala bernapas biasa, ini juga berdampak faktual pada otot-otot jantung sehingga sirkulasi darah lebih lancar. Selain itu, juga meningkatkan endorfin, yang memperlihatkan "perasaan baik" melalui perintah dari otak yang membanjiri seluruh badan dengan perasaan ringan, berefek mengurangi tingkat kecemasan dan membantu bersantai sejenak.
Tertawa membantu meningkatkan dopamin. Dopamin merupakan neurotransmitter yang membantu mengontrol kesenangan pusat otak. Beberapa orang menyebutnya molekul motivasi yang memperlihatkan sensasi dikala kita berhasil mencapai sesuatu. Jika kekurangan dopamin, maka dalam kehidupan sehari-hari menghasilkan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, kesulitan tidur dan kurangnya dorongan seksual. Namun dopamin juga sanggup ditingkatkan melalui menentukan makanan sehat ibarat alpukat, cokelat hitam dan teh hijau, dan rempah-rempah sehat ibarat kunyit dan lada hitam.
Jangan memikirkan hal-hal terlalu serius. Belajarlah untuk menertawakan diri sendiri, dan segera itu akan menjadi cara yang impulsif untuk menangani stress. Dibandingkan dengan marah, depresi atau malu, tertawa jauh lebih menyenangkan dan menyehatkan. Menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang menciptakan kita tertawa akan sangat menguntungkan, alasannya mereka menyayangi kehidupan.